Lichen, lichenes atau lumut kerak merupakan tumbuhan pioner yang terbentuk dari simbiosis mutualisme antara alga dan jamur. Atau dengan kata lain, lichen sendiri sebetulnya merupakan dua organisme yang terpisah. Lalu mengapa dua organisme ini harus saling membantu? Hal ini karena jamur tidak memiliki klorofil atau zat hijau daun untuk berfotosintesis. Itu mengapa, jamur membutuhkan alga untuk memberikan hasil fotosintesis pada dirinya. Sementara alga membutuhkan air dan garam mineral yang dimiliki jamur. Meski begitu, baik alga dan jamur sejatinya dapat tumbuh masing-masing. Jamur yang membentuk lichen sendiri umumnya berasal dari divisi Ascomycota atau Basidiomycota. Sementara alga yang membentuk lichen biasanya adalah alga hijau atau Chlorophyta.
Lichen sendiri kerap dijumpai pada kayu yang sudah membusuk, batang pohon, hingga bebatuan. Lichen atau lumut kerak juga kerap disebut sebagai vegetasi perintis. Hal ini karena lichen dapat bertahan hidup, bahkan dikondisi yang sangat kering sekalipun.
Macam-macam lichen
Berdasarkan bentuknya, lichen sendiri dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
- Krustos: yang berupa lapisan tipis yang menutup substrat dengan bentuk yang terlihat seperti kerak. Contohnya: Lecidea sp.
- Folios : yang bentuknya terlihat seperti daun. Contohnya: Parmelia.
- Frutikos : yang bentuknya terlihat seperti semak. Contohnya: Usnea.
Potensi Manfaat lichen bagi kesehatan
Meski telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional, hingga kini belum ada satupun penelitian yang secara spesifik menjelaskan manfaat lichen bagi kesehatan. Namun setidaknya, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa lichen memiliki sifat antibiotik, antitumor, antijamur, antivirus, hingga turut menunjukkan aktivitas penghambat enzim. Sebuah kabar yang tentu saja sangat positif bagi dunia medis modern. Namun demikian, banyaknya spesies lichen diberbagai belahan dunia, membuat para ilmuan cukup kesulitan untuk menemukan jenis lichen yang tepat dan memang memiliki manfaat bagi manusia.
Nah, berikut potensi manfaat lichen bagi kesehatan:
1. Menyembuhkan luka
Senyawa asam usnic pada lichen jenis usnea dipercaya mampu mempercepat proses penyembuhan luka. Senyawa ini dianggap mampu melawan bakteri penyebab infeksi, mengurangi peradangan di area sekitar luka, hingga merangsang tumbuhnya jaringan kulit baru untuk menutupi luka.
2. Mencegah pertumbuhan sel kanker
Selain dapat menyembuhkan luka, asam usnic juga diyakini mampu mencegah pertumbuhan sel kanker bahkan dapat membunuh sel kanker secara selektif. Kandungan polifenol yang ada pada lumut kerak juga dipercaya mampu melawan kerusakan sel-sel tubuh akibat radikal bebas.
3. Menurunkan berat badan
Masih dari senyawa yang sama, asam usnic juga dipercaya mampu meningkatkan proses metabolisme serta pembakaran lemak didalam tubuh. Itu mengapa, ekstrak lichen jenis usnea kerap dimanfaatkan sebagai suplemen penurun berat badan. Meski begitu, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
4. Mengukur tingkat pencemaran lingkungan
Tahukah kamu, meski hanya lumut lichen dikenal sangat sensitif pada zat-zat berbahaya? Itu mengapa jika ingin mengukur seberapa baik kondisi sebuah lingkungan. Salah satu hal yang perlu kamu perhatikan adalah, apakah tumbuh lumut disekitar tempat itu? Jika tidak, kamu perlu curiga bahwa kondisi lingkungan ditempat tersebut sudah cukup tercemar.
5. Meningkatkan kadar oksigen
Seperti halnya tumbuhan lain, lichen pun dipercaya mampu meningkatkan kadar oksigen ditempat dimana ia tumbuh. Hal ini karena adanya proses fotosintesis dari alga yang membentuk lichen.
Selain memiliki beragam potensi bagi kesehatan, beberapa jenis lichen juga kerap dimanfaatkan untuk mempercantik lingkungan. Hal ini karena bentuk dan warnanya yang cukup menarik. Dibeberapa tempat, lichen bahkan telah lama digunakan pewarna alami dan bahan baku pembuatan parfum.
Leave a Comment