Difteri merupakan jenis penyakit menular yang di sebabkan oleh bakteri patogen bernama Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini biasanya menyerang selaput lendir anak, khususnya dibagian hidung, tenggorokan dan amandel. Bahkan dalam beberapa kasus, bakteri ini pun turut menyerang bagian kulit penderitanya, hingga menyebabkan luka terbuka atau ulkus.
Namun tahukah bunda, kalau penyakit menular yang lebih sering menyerang anak-anak ini sebetulnya dapat dicegah? Yap, sekalipun tergolong penyakit menular yang cukup berbahaya, difteri sebetulnya dapat dicegah dengan cara pemberian imunisasi atau vaksin DPT kepada putra-putri bunda. DPT sendiri merupakan singkatan dari difteri, pertusis (atau yang lebih dikenal dengan istilah batuk rejan) dan tetanus.
Imunisasi DPT sendiri umumnya dilakukan sebanyak 5 kali, yakni ketika anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan dan 5 tahun. Dan dianjurkan untuk diulang kembali setiap 10 tahun sekali. Mengapa harus diulang? karena kekuatan antibodi yang didapat anak dari vaksinasi tersebut sudah mulai menurun dan untuk memperkuatnya kembali anak perlu di imunisasi atau di vaksinasi diulang. Oiya bun, untuk bunda yang masih cukup asing dengan istilah imunisasi. Secara sederhana imunisasi dapat diartikan sebagai tindakan memasukkan virus kedalam tubuh anak, supaya tubuh anak dapat mulai mengenali virus tersebut dan membentuk antibodi untuk melindungi dirinya sendiri dari serangan virus serupa ketika anak sudah mulai beranjak remaja atau dewasa. Itulah mengapa, bunda amat disarankan untuk memberikan imunisasi lengkap kepada putra-putri bunda, terutama imunisasi DPT, HB, HiB, Campak, BCG, Polio, dan Hepatitis B.
Layaknya penyakit cacar, difteri sendiri biasanya menular melalui udara. Itulah mengapa penderita difteri biasanya akan diperlakukan sama dengan penderita penyakit cacar, yakni ditempatkan dalam ruang isolasi dan tidak boleh dicampur dengan pasien lain. Karena penyakit yang satu ini memang dapat dengan mudah menular melalui udara yang dihirup anak bunda. Khususnya udara yang mengandung air liur, dahak atau lendir penderitanya.
Selain melalui udara, Corynebacterium diphtheriae juga dapat menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang telah terkontaminasi bakteri tersebut. Antara lain melalui: Handuk yang digunakan secara bergantian, peralatan makan seperti gelas dan sendok, serta barang-barang lain yang digunakan oleh penderitanya. Selain itu difteri juga dapat dengan mudah menyebar melalui kontak langsung yang dilakukan anak dengan luka terbuka atau ulkus penderita difteri.
Lantas apa sajakah gejala difteri pada anak yang dapat dengan mudah kita kenali?
1. Muncul selaput putih pada tenggorokan
Sekalipun seringkali terjadi tanpa disertai gejala apapun, salah satu gejala utama difteri yang dapat dengan mudah bunda kenali adalah, munculnya selaput putih atau keabu-abuan pada tenggorokan anak.
2. Hidung yang mengeluarkan lendir
Selain dapat terlihat pada bagian tenggorokan dan amandel anak, selaput putih tersebut biasanya akan bunda jumpai seperti lendir dibagian hidung anak. Dan biasanya gejala yang kedua ini akan terlihat menyerupai pilek, yang awalnya cair namun lama kelamaan berubah mengental dan bercampur darah.
3. Anak akan menunjukkan gejala seperti radang tenggorokan
Anak yang terinfeksi difteri biasanya juga akan menunjukkan gejala radang tenggorokan seperti merasa serak dan sulit menelan.
4. Batuk dan Demam
Sekalipun cukup jarang, dalam beberapa kasus, anak yang terinfeksi bakteri patogen seperti Corynebacterium diphtheriae akan mengalami batuk dan demam yang akan membuatnya merasa kurang nyaman.
5. Anak sering berkeringat
Jika anak mulai berkeringat dengan intensitas yang cukup sering, bunda perlu mulai sedikit waspada. Karena bisa jadi itu merupakan salah satu gejala difteri pada anak (terutama jika disertai gejala lain yang sudah disebutkan diatas).
6. Kulit anak terlihat lebih pucat
Jika kulit anak terlihat lebih pucat dari biasanya, bunda patut curiga, karena bisa jadi itupun merupakan salah satu gejala difteri yang timbul pada anak bunda (terlebih jika disertai gejala lain yang sudah disebutkan diatas)
7. Anak menjadi lebih cepat lelah
Jika selama ini anak bunda tergolong sebagai anak yang cukup aktif, dan tiba-tiba saja menunjukkan gejala cepat lelah disertai beberapa gejala lain yang sudah di jelaskan diatas. Ada baiknya jika bunda dan ayah segera memeriksakannya ke dokter spesialis anak atau klinik terdekat. Karena gejala inipun seringkali dialami anak ketika terinfeksi difteri.
Nah bunda, itulah 7 gejala difteri pada anak yang dapat dengan mudah kita kenali. Sekali lagi, bunda amat sangat disarankan untuk melakukan imunisasi lengkap pada si kecil. Supaya dikemudian hari si kecil dapat terhindar dari penyakit menular seperti difteri.
Leave a Comment