Konsep sekolah alam sendiri sejatinya adalah menjadikan alam sebagai ruang belajar, media belajar, bahan mengajar, serta objek belajar. Itu mengapa, pada sekolah alam seluruh kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan didalam ruang kelas, melainkan dialam terbuka. Dan berbeda dengan sekolah konvensional pada umumnya. Disekolah alam, anak tidak diwajibkan untuk menggunakan seragam sekolah. Anak bebas mengenakan pakaian apapun yang ia suka.
Sejarah munculnya sekolah berbasis alam di Indonesia
Adalah Lendo Novo yang pertama kali memperkenalkan metode pembelajaran berbasis alam di Indonesia. Alumnus ITB ini membangun sekolah berbasis alam pertamanya di daerah Jl. Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan. Tepatnya pada tahun 1998. Hingga ditahun 2001, ia memutuskan untuk memindahkan sekolah alamnya ke Jl. Anda No. 7X, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sekolah alam miliknya jugalah yang pertama kali menerapkan kelas inklusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Dari sinilah kemudian muncul institusi pendidikan lain yang mulai mengadopsi konsep serupa.
Lantas bagaimana dengan kurikulumnya?
Kurikulum sekolah alam
Layaknya sekolah pada umumnya, sekolah alam juga mengacu pada kurikulum pendidikan yang berlaku secara nasional. Dimana setiap lembaga/institusi pendidikan yang menggunakan konsep ini, wajib mengajarkan anak tentang 3 hal, yakni:
1. Akhlak atau perilaku yang baik
Tentu, akhlak menjadi hal utama yang akan diajarkan pada anak, tak terkecuali di sekolah berbasis alam. Layaknya sekolah konvensional, sekolah alam wajib menghadirkan guru agama dari berbagai keyakinan yang diakui di Indonesia. Sehingga masing-masing anak bisa memperoleh pendidikan agama yang sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
2. Ilmu pengetahuan
Tak hanya pengetahuan tentang alam, anak juga akan diajarkan ilmu pengetahuan lain, seperti bahasa, teknologi, hingga olahraga.
3. Jiwa kepemimpinan
Di sekolah alam, cara belajar yang menyenangkan secara tidak langsung turut meningkatkan rasa percaya diri anak, kemampuan komunikasi dan kerjasama anak dengan teman-temannya, serta inisiatif anak untuk mengambil keputusan. Dengan kata lain, anak juga diarahkan untuk memiliki jiwa kepemimpinan.
Maka meski proses belajar mengajarnya sedikit berbeda dengan sekolah konvensional pada umumnya, yakni menggunakan metode action learning dengan 60% praktek dan 40% teori. Namun kurikulum yang digunakan sekolah alam, tidak akan sampai melenceng dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya, jika suatu ketika orang tua ingin memindahkan anak ke sekolah konvensional anak akan tetap dapat mengikuti seluruh materi pelajaran disekolah barunya.
Perbedaan sekolah alam dan sekolah konvensional
Jika disekolah konvesional anak hanya melulu mendengarkan penjelasan guru diruang kelas. Disekolah alam, anak justru akan dibiarkan untuk meng-observasi serta membuat hipotesisnya sendiri agar dapat berpikir secara ilmiah. Yap, sekolah alam umumnya mengusung metode tematik (spider web), yakni mengintegrasikan suatu tema tertentu dengan semua mata pelajaran yang hendak diajarkan. Metode ini sengaja digunakan untuk menggali rasa ingin tahu anak pada hal-hal tertentu yang ia lihat, sentuh dan amati. Sehingga peran guru disini lebih banyak sebagai partner belajar anak.
Manfaat sekolah alam bagi anak
Cara belajar yang menyenangkan, tentu saja akan memberikan berbagai manfaat bagi anak, seperti:
1. Anak betul-betul memahami apa yang ia pelajari
Bagi anak, lebih mudah memahami sesuatu yang dapat ia lihat, sentuh dan rasakan. Ketimbang membayangkan sesuatu yang hanya ia baca di buku sekolah.
2. Melatih saraf motorik anak
Disekolah alam, anak lebih banyak melakukan aktivitas fisik diluar ruangan. Sehingga stamina dan daya tahan tubuhnya akan ikut terasah begitupun dengan kemampuan motorik kasar dan halusnya.
3. Meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi
Tanpa sadar, pengalaman sensorik yang didapat anak saat belajar akan turut meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi.
4. Meningkatkan rasa percaya diri anak
Saat berada disekolah, anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berinteraksi dengan teman-teman serta guru mereka. Sehingga saat berada diluar sekolah, mereka akan jauh lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan orang baru. Metode belajar yang membebaskan anak untuk mengeksplor hal apapun yang disukainya, juga akan membuat anak lebih percaya diri saat diminta untuk melakukan hal tertentu yang ia suka atau kuasai.
5. Meningkatkan kemampuan sosial anak
Khususnya dalam hal kerja sama. Saat berkebun misalnya, anak akan diminta untuk melakukannya secara berkelompok. Sehingga hal-hal tertentu yang tidak bisa ia lakukan sendiri harus ia lakukan bersama dengan teman-temannya yang lain. Dari sini, anak akan belajar untuk membagi tugas dengan teman-temannya.
6. Meningkatkan kemandirian anak
Tak hanya berkelompok, anak juga akan diminta melakukan sesuatu hal secara individu. Disinilah tanggung jawab dan kemandirian anak akan terbentuk.
7. Menghilangkan rasa tertekan saat belajar
Saking menyenangkannya proses belajar mengajar disekolah alam, hampir tak ada tekanan akademis yang dihadapi anak. Sebab yang terpenting bukanlah seberapa tinggi skor atau nilai anak, melainkan seberapa besar kemajuan anak saat melewati berbagai proses belajar hingga mendapatkan nilai tersebut.
8. Anak jadi lebih sehat
Tak hanya secara fisik, melainkan juga secara mental dan emosional. Secara fisik, tentu karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beraktivitas diluar ruangan. Namun tahukah kamu, bahwa saat anak berinteraksi dengan alam mood atau suasana hatinya akan ikut meningkat. Anak juga dapat menghirup udara segar setiap hari. Hal inilah yang membuat anak lebih sehat, baik secara fisik, mental maupun emosional.
9. Meningkatkan fokus anak
Anak-anak yang belajar dialam terbuka, umumnya memiliki fokus yang jauh lebih baik ketimbang anak-anak yang setiap hari belajar diruang kelas. Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik dan gaya belajar anak. Anak-anak dengan gaya belajar auditori memang dapat lebih mudah memahami hal-hal tertentu yang dijelaskan guru didalam ruang kelas. Namun anak-anak dengan karakteristik atau gaya belajar visual dan kinestetik akan lebih mudah memahami hal-hal tertentu yang bisa mereka lihat dan mereka sentuh secara langsung. Itu mengapa, sekolah alam lebih cocok untuk anak-anak dengan gaya belajar visual dan kinestetik.
10. Lebih mencintai alam
Tanpa sadar, anak akan lebih menghargai lingkungan dan makhluk hidup lain yang ada disekitarnya. Saat buang sampah misalnya, mereka tidak akan membuangnya sembarangan. Mereka bahkan mungkin akan mengantonginya terlebih dahulu sampai menemukan tong sampah untuk membuangnya. Hal ini karena anak cenderung meniru apa yang mereka lihat. Dan jika setiap hari yang mereka lihat adalah kebiasaan untuk mencintai lingkungan maka tanpa sadar hal itulah yang akan mereka lakukan.
Sayangnya, cukup sulit untuk menjumpai sekolah alam yang berada dipusat kota. Kalaupun ada, lokasinya biasanya berada cukup jauh dari rumah. Wajar memang, sebab sekolah alam memang membutuhkan lahan yang cukup luas untuk proses belajar mengajarnya. Namun hal inipulalah yang biasanya membuat para orang tua lebih memilih untuk menyekolahkan anak-anaknya disekolah konvensional yang dekat dari rumah. Selain soal lokasi, biaya pendidikan disekolah alam biasanya relatif lebih tinggi. Karena ada biaya maintenance yang tentunya harus mereka keluarkan untuk merawat semua fasilitas tersebut.
Yang terpenting adalah, dimanapun anak bersekolah pastikan mereka menyukainya.
Leave a Comment