Meski dapat sembuh dengan sendirinya, mencret atau diare pada bayi nyatanya masih menjadi momok yang cukup menakutkan bagi para orang tua. Di Indonesia sendiri, kasus kematian pada bayi yang disebabkan oleh diare bahkan sempat menyentuh angka 31%. Unicef bahkan menyebut, bahwa diare, pneumonia, dan penyakit bawaan masih menjadi 3 penyebab utama kematian tertinggi pada balita di Indonesia.
Penyebab diare pada anak
Lantas apa sebetulnya penyebab utama diare pada anak dan bagaimana cara mengatasi mencret atau diare tersebut? Diare sendiri umumnya terjadi karena infeksi virus, bakteri, maupun parasit yang bersarang pada makakan, minuman, maupun permukaan benda tertentu yang dipegang bayi. Yap, diusianya bayi memang kerap memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya. Dimana tak jarang hal inilah yang kemudian membuatnya terserang diare. Meski begitu, pada beberapa kasus diare pada bayi juga dapat terjadi karena makanan, minuman bahkan obat-obatan yang dikonsumsi oleh sang ibu. Utamanya pada bayi yang masih menyusu. Diare dapat pula terjadi pada balita yang memiliki intoleransi pada laktosa maupun alergi pada makanan tertentu. Bayi yang baru saja menerima MPASI juga tak jarang mengalami hal ini, karena proses adaptasi tubuhnya terhadap perubahan pola makan dari ASI ke makanan padat.
Nah, setelah mengetahui beberapa penyebab diare pada anak diatas. Lantas langkah-langkah pencegahan apa sajakah yang bisa kita lakukan dan jika anak sudah terlanjur mengalami diare bagaimana cara mengatasinya?
Mencegah diare pada bayi
Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah diare pada bayi adalah dengan menjaga kebersihan peralatan makannya, hingga lantai dan lingkungan bermainnya. Sebelum menyentuh bayi, orang tua juga dianjurkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun cuci tangan yang memberikan perlindungan ekstra seperti Lifebuoy Hand Wash dan Lifebuoy Hand Sanitizer Total 10. Ingatkan juga orang-orang disekitarmu yang hendak menyentuh si kecil untuk melakukan hal yang sama.
Ciri bayi terserang diare dan cara mengatasinya
Lantas bagaimana jika bayi sudah terlanjur terserang diare? Hal-hal apa sajakah yang bisa dilakukan oleh orang tua? Ada beberapa cara mengatasi mencret atau diare pada bayi yang bisa dilakukan oleh orang tua. Namun, sebelum lebih jauh membahas hal tersebut. Orang tua perlu lebih dulu mengenali ciri atau tanda yang diperlihatkan si kecil saat terserang diare. Saat terserang diare, si kecil umumnya akan lebih rewel dari pada biasanya. Hal ini karena ia belum dapat mengungkapkan rasa sakit yang dialaminya selain dengan menangis. Namun bukankah bayi juga akan menangis saat ia merasa lapar, haus, atau mengantuk? Yap, namun pola tangisan bayi saat merasa kesakitan biasanya akan terdengar berbeda.
Layaknya pada orang dewasa, bayi yang terserang diare juga akan buang air besar lebih sering dari pada biasanya. Normalnya, bayi yang masih mengkonsumsi ASI akan “pup” atau buang air besar paling banyak 6 kali dalam sehari dibulan pertamanya. Atau 8 kali dalam sehari jika yang mereka konsumsi adalah susu formula. Lalu memasuki usia 2 bulan, frekuensi ini akan mulai berkurang yakni menjadi 3 kali dalam sehari untuk si kecil yang masih mengkonsumsi ASI atau 1-2 kali untuk si kecil yang mengkonsumsi susu formula. Maka jika intensitas pup mereka terlihat lebih dari itu, bayi bisa saja sedang terkena diare. Terlebih jika feses bayi lebih bau dari pada biasanya dan terlihat lebih berair.
Nah, jika sudah cukup yakin bahwa si kecil memang terserang diare, beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua antara lain, adalah:
1. Berikan ASI lebih sering dari biasanya
Saat diare, si kecil akan kehilangan banyak cairan dari tubuhnya. Maka untuk menggantikan cairan yang hilang karena diare tersebut, ibu bisa memberikan ASI lebih sering dari biasanya. Hal ini karena ASI mengandung antibodi yang dibutuhkan bayi untuk melawan balik serangan virus dan bakteri penyebab diare yang bersarang ditubuhnya.
2. Mengusap perutnya
Hal lain yang bisa ibu lakukan adalah mengusap perut bayi dengan minyak telon searah dengan jarum jam. Hal ini dimaksudkan untuk mengeluarkan gas dari tubuh bayi yang membuatnya tidak nyaman.
3. Memberikan air tajin
Selain ASI, ibu bisa memberikan air tajin sebagai cairan rehidrasi oral pengganti oralit setiap kali bayi pup atau muntah.
4. Hindari makanan pedas dan yang mengandung banyak gas
Apa yang ibu konsumsi, akan terserap pada ASI yang diterima si kecil. Maka sebisa mungkin, ibu juga harus mulai mengubah pola makannya menjadi lebih sehat. Khususnya saat masih menyusui. Hindari makanan pedas dan yang mengandung banyak gas saat si kecil tengah mencret atau diare.
5. Berikan pisang sebagai menu MPASI
Jika si kecil sudah menerima MPASI, ibu bisa memberikannya puree pisang. Hal ini agar si kecil tidak lemas.
Nah, itulah 5 hal yang bisa ibu lakukan saat anak terserang diare. Jika kondisi ini tak kunjung membaik setelah 2 hari, orang tua dianjurkan untuk segera memeriksakannya ke dokter spesialis anak.
Leave a Comment