Betul kata orang, semakin terkenal sebuah objek wisata, maka akan semakin ramai pula wisatawan yang mengunjunginya. Misalnya Kota Jogja yang bahkan sempat kesulitan untuk bernafas karena serbuan “para pecinta” film AADC 2. Atau Ranu Kumbolo yang justru bergelimangan sampah akibat antusiasme musiman para pendaki yang baru saja kelar menonton film 5cm.
Baru-baru ini, hal yang sama juga dialami oleh Pantai Pandawa. Setelah cukup lama menjadi spot wisata tersembunyi di Pulau Dewata. Pantai inipun akhirnya mulai terekspos karena kian sering muncul di layar kaca. Disatu sisi, serbuan para wisatawan memang amat baik bagi pertubuhan sektor pariwisata tanah air. Namun disisi lain, kesadaran yang masih rendah di kalangan para wisatawan untuk turut menjaga dan melestarikan alam sekitar menjadi sebuah masalah baru bagi masyarakat sekitar. Karena itulah, dimana pun kita berada ~ ingatlah untuk selalu memperlakukan daerah itu layaknya rumah kita sendiri.
Terutama jika dalam waktu dekat, kamu berencana untuk mengunjungi pantai pandawa.
Diapit oleh 2 tebing batu besar, Pantai pandawa sendiri berlokasi di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Lokasinya yang cukup strategis juga menjadi daya tarik tersendiri yang membuat pantai ini kerap didaulat sebagai lokasi syuting favorit pembuatan berbagai judul FTV. Dari Bandara Ngurah Rai misalnya, kamu hanya perlu menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 1 jam (atau sekitar 18 km) untuk dapat sampai ke pantai pandawa. Atau sekitar 27 km jika kamu hendak menempuhnya dari pusat Kota Denpasar. Untuk menuju ke lokasi ini sendiri, kamu bisa memanfaatkan jasa rental mobil/motor yang bisa dengan mudah kamu temui dengan bantuan mesin pencari. Atau jika enggan menunggu terlalu lama, kamu bisa menggunakan taksi.
Nama Pandawa sendiri berasal dari kisah Mahabarata. Maka tak heran saat hendak memasuki pantai ini, para wisatawan akan langsung disambut oleh 5 patung ksatria pandawa yang berjejer rapih di sela-sela tebing. Kelima ksatria tersebut adalah Arjuna, Bima, Yudistira, Nakula, dan juga Sadewa. Selain kelima patung tersebut, nampak pula patung Dewi Kunti yang merupakan ibu dari kelima ksatria tersebut. Oiya, keenam patung tersebut juga diukir oleh para seniman asli Bali. Itulah mengapa suasana sakral terasa amat kental di dinding-dinding tebing tersebut. Sosok kelima ksatria pandawa tersebut juga dianggap oleh warga sekitar sebagai perlambangan dari sosok penjaga yang akan terus melindungi pantai tersebut dari malapetaka. Sekalipun begitu, kamu tetap diperbolehkan untuk berswafoto dengan latar belakang keenam patung tersebut. Yang penting jangan di corat-coret yaaa 🙂
Selain berswafoto, para wisatawan umumnya lebih suka untuk bersantai sembari berjemur di tepian pantai. Jika ingin ikut melakukannya, cukup arahkan matamu ke sisi kanan pantai. Karena disitulah berjejer kursi pantai lengkap dengan payungnya yang bisa kamu sewa hingga seharian penuh.
Setelah bosan berjemur, kamu bisa berenang-renang kecil di sekitar bibir pantai. Deburan ombak yang relatif cukup tenang, menjadikan pantai ini cukup aman untuk aktivitas air seperti berenang.
Males berenang? tenang, buat kamu yang lagi mager banget buat berenang. kamu tetap bisa menikmati keindahan pantai ini dari atas perahu kano. Yap, kamu bisa menyewa perahu kano lengkap dengan jaket pelampungnya dengan biaya Rp 25.000/jam untuk kapasitas 1 orang atau Rp 50.000/jam untuk kapasitas 2 orang.
Dan buat kamu yang hobi berselancar, bulan-bulan ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengunjungi pantai pandawa. Karena di musim penghujan seperti saat inilah kamu bisa menjumpai gulungan ombak yang cukup tinggi.
Oiya, kamu juga bisa main paralayang lho disini. Pokoknya ada banyak hal seru deh yang bisa kamu lakukan di tempat wisata yang satu ini.
Eits, tapi jangan lupa. Tetap patuhi protokol kesehatan 3M dimanapun kamu berada 🙂
Selamat berlibur….
Leave a Comment