Kamu tentu sering menjumpai penggunaan paving block di jalan-jalan perumahan. Hal ini karena paving block dianggap memiliki daya resap air yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan material lain seperti aspal atau beton. Yap, adanya celah diantara susunan paving block membuat air lebih cepat meresap kedalam tanah. Namun, apa sebenarnya material utama penyusun paving block? Dan mengapa paving block hanya digunakan dijalan-jalan perumahan, dan bukan dijalan-jalan raya? Dan bagaimana perbandingannya dengan aspal atau beton? Apa kelebihan serta kekurangannya?
Material Utama Penyusun Paving Block
Material utama penyusun paving block sejatinya adalah pasir. Yap, sekitar 70% komposisi paving block merupakan pasir. Itu mengapa, kualitas pasir yang digunakan untuk membuat paving block akan turut menentukan kualitas akhir dari paving block itu sendiri. Selain pasir, material lain yang digunakan untuk membuat paving block ialah: air, semen & agregat lain seperti abu batu yang nantinya akan dicetak dalam berbagai model dan ukuran.
Lantas, mengapa paving block hanya digunakan dijalan-jalan perumahan, dan bukan dijalan-jalan raya?
Meski daya resapnya terbilang sangat tinggi, kontur atau permukaan paving block yang mudah bergelombang justru akan membahayakan keselamatan pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi. Itu mengapa, alih-alih menggunakan paving block pemerintah pusat hingga daerah seperti kota dan kabupaten biasanya lebih memilih untuk menggunakan material beton untuk jalan-jalan yang sering dilalui kendaraan besar serta aspal untuk jalan-jalan protokol.
Perbandingan Jalan Aspal, Beton dan Paving block (Kelebihan & Kekurangannya)
Kita mulai dari material aspal. Hampir seluruh jalan-jalan protokol di Indonesia menggunakan material aspal. Hal ini karena aspal dianggap lebih cocok untuk lalu lintas kendaraan ringan seperti motor dan mobil. Warna hitam pekat dari aspal juga dianggap lebih teduh dan nyaman bagi para pengendara. Dan jika rusak atau bolong, pemerintah hanya perlu menambal atau memperbaiki area yang rusak. Tentu, secara perawatan hal ini jauh lebih mudah dan efisien. Masalahnya, penggunaan aspal juga mesti dibarengi dengan sistem drainase air yang baik. Sebab aspal tidak tahan terhadap genangan air. Itu mengapa, jika kamu perhatikan jalan-jalan protokol yang paling sering terdampak banjir, sebetulnya adalah jalan-jalan dengan sistem drainase air yang buruk. Selain itu, pengaspalan hanya bisa dilakukan di struktur tanah yang rata alias sudah baik. Maka jika dijumpai struktur tanah yang bergelombang. Pemerintah dalam hal ini perlu lebih dulu memperbaikinya sebelum memulai pengaspalan.
Lanjut, sekarang kita bahas material beton. Bagi kamu yang sering berkendara keluar kota, kamu tentu acap kali menjumpai jalan-jalan kota dan kabupaten yang dibuat dengan material beton. Hal ini karena material beton lebih mudah diaplikasikan di struktur tanah yang cenderung lemah atau ekpansif. Seperti jalan-jalan perbukitan, rawa dan lain sebagainya. Tak hanya itu, jalan beton juga mampu menahan beban kendaraan yang cukup berat. Seperti bus, truk, hingga mobil tronton. Itu mengapa material beton dipilih untuk jalan-jalan kota dan kabupaten. Meski begitu, salah satu kekurangan material beton adalah, jika proyek pengerjaannya dibuat sangat cepat, umumnya, jalan akan lebih cepat retak. Hal ini karena proses pengeringannya yang terlalu cepat. Dan dari sisi anggaran, penggunaan beton juga merupakan yang termahal dibanding aspal dan paving block.
Dan yang terakhir, adalah paving block. Paving block sendiri sejatinya merupakan produk turunan dan beton. Selain memiliki daya resap air yang sangat tinggi, paving block umumnya dipilih karena proses pemasangannya yang terbilang cukup mudah. Tak perlu alat berat atau alat khusus. Yap, kamu hanya membutuhkan peralatan standar seperti, water pass untuk mengecek apakah permukaannya sudah arat atau belum, stamper kodok atau palu untuk meratakan, dan cangkul untuk membagi pasir yang akan digunakan untuk mengisi celah-celah paving block. Dan yang terpenting, paving block dapat di copot pasang, lebih murah, dan lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Kekurangannya hanya satu, yakni permukaannya yang tidak rata dan mudah bergelombang. Itu mengapa paving block hanya cocok untuk digunakan dijalan-jalan perumahan.
Nah, itulah perbandingan diantara ketiganya. Tak hanya untuk jalan sebetulnya, paving block dapat pula kamu aplikasikan untuk taman atau pekarangan rumah. Karena secara estetika bentuk dan warna paving block yang beraneka ragam dapat membuat suasana menjadi lebih hidup. Jika ingin menggunakannya dipekarangan rumah, kamu bisa memilih paving block dengan model grass block. Yang dapat dipadukan dengan rumput alami dibagian tengah. Sehingga pekarangan tetap dapat menjadi sumber resapan air.
Leave a Comment